Desa Ayah

Informasi Seputar Desa Ayah Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen

Legenda Dan Sejarah Desa Ayah


 A. Legenda Desa Ayah

Pada zaman dahulu ada 2 (dua) orang musafir dari Kerajaan Mataram yang berkelana. Kedua musafir tersebut adalah Adipati Kartanegara dan adiknya yang bernama Patih Suranegara. 
Adipati Kartanegara adalah seorang yang dikenal karena kelebihanya yang luar biasa dalam hal olah kanuragan atau ilmu bela dirinya. Disamping terkenal karena ilmu kanuragannya beliau juga terkenal sebagai pemimpin yang pemberani akan tetapi juga arogan dan diktator. 

Kerajaan Mataram pada waktu itu dipimpin oleh seorang raja yang terkenal dengan nama Panembahan Senopati, Suatu hari Raja Mataram mengadakan pasewakan agung. asewakan Agung adalah adat atau acara rutin setiap tahun yang diadakan dalam rangka pertemuan pembesar - pembesar kerajaan mataram. Akan tetapi Adipati Kartanegara tidak menghadirinya, karena merasa tidak dihormati, Panembahan Senopati memberikan hukuman dengan memberikan kulit binatang (welulang) yang lebarnya cuma selebar telapak tangan kepada Adipati Kertanegara dan harus  membuat wayang dari kulit tersebut sebanyak 1 kotak ( satu paket ) tokoh pewayangan dan dalam jumlah lengkap dan harus dipersembahkan kepada raja kerajaan mataram pada waktu pasewakan agung yang akan datang. Mendapat hukuman seperti itu Adipati Kertanegara tidak gentar. 

Singkat cerita tibalah waktunya diadakan lagi acara pasewakan agung, akan tetapi Adipati Kertanegara juga tidak menghadirinya  beliau hanya mengutus adiknya yaitu Patih Suranegara untuk menghadiri acara tersebut. Sebelum berangkat menghadiri pasewakan agung Adipati Kartanegara telah berwasiat kepada patih Suranegara  agar membanting Kulit binatang (welulang) dihadapan Panembahan Senopati. Maka terjadilah keajaiban, Kulit bianatang (welulang) yang lebarnya hanya selebar telapak tangan berubah menjadi wayang kulit dalam jumlah yang lengkap yaitu sejumlah tokoh perwayangan ( 1 kotak ). karena keajaiban itu, raja mataram terkesima. akann tetapi raja mataram tidak tahu bahwa kejadian itu sebenarnya adalah wasiat dari Adipati Kertanegara sehingga sanng raja menganggap bahwa patih Suranegralah yang sakti mandraguna. 

Karena ketidakhadiran Adipati Kertanegara, Usai pasewakan agung raja mataram menitipkan surat pemecatan kepada patih Suranegara untuk disampaikan kepada Adipati Kertanegara sekaligus memberikan mandat kepada Patih Suranegra untuk menjadi adipati Ayah. Setelah menerima surat pemecatan Adipati Kertanegara marah dan menghadap Raja Mataram, beliau meminta sebuah pohon beringin kepada raja mataram, setelah diberi pohon beringin kemudian pohon tersebut dilempar oleh Adipati Kertanegara dan jatuhlah pohon tersebut di sebuah tempat yang saat ini di beri nama Desa Jetis ( Kab. Cilacap ). tidak lama setelah kejadian tersebut, hijrahlah Adipati Kertanegara ke Desa Jetis meninggalkan adiknya Patih Suranegara tepatnya di Dukuh Mertangga.

Dengan hijrahnya Adipati Kertanagara ke Desa Jetis Dukuh mertangga,  Patih Suranegara kemudian mengangkat seorang ahli nujum yang berasal dari kemusuk bernama Ki Hajar Sidik wacana atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Tonggo. Suatu hari Patih Suranegara menguji keahlian Ki hajar Tonggo yaitu harus menebak kandungan isteri Adipati Suranegara yang sebenarnya tidak hamil ( dibuat dari bokor ). Ki hajar Tonggo tahu bahwa sebenarnya isteri Aadipati Suranegara pura pura dan tidak hamil ( hanya bokor ) akan tetapi karena tidak ingin membuat malu Adipati Suranegara, Ki Hajar Tonggo mengatakan bahwa Isteri Surnegara akan melahirkan anak laki - laki dan perempuan. sungguh karena kekuasaan tuhan berubahlah bokor tersebut ( Isteri Adipati Suranegara hamil ). Adipati Suranegara marah, diambilah pusaka pedang Sokawijaya dan mendatanngi Ki hajar Tonggo dengan menebaskan pusaka tersebut dan tewaslah Ki Hajar Tonggo. Kemudian Patih Suranegara berkata : " Kalau memang Ki Hajar Tonggo Sakti, maka apa bila mati raganya tidak akan kelihatan'' . Sungguh ajaib, Raga Ki Hajar Tonggo yang sudah tidak bernyawa benar - benar hilang raib seperti ditelan bumi.

Ringkas cerita :
Seiring berjalannya waktu Isteri adipati kartanegara melahirkan dua orang anak laki - laki dan perempuan . Kejadian tidak disangka - sangka yakni pada waktu sang adipati menimang dan membopong ( ngundag / nyunggu : istilah jawa ) anaknya hingga atas kepala sang adipati, tiba - tiba anaknya kencing dan pas di kepala sang adipati, Saking marahnya sepontanitas sang adipati membanting anak tersebut dan memerintahkan patihnya untuk membuang ke Sungai Bodo. Anak tersebut ditemukan oleh Ki Bodo dan Nyi Boda kemudian diberi nama " Siung Wanara " yang selanjutnya Siung wanara lah yang menggantikan kepemimpinan Adipati Ayah. Pada Zaman pemerintahan Siung Wanara situasi dan kondisi tidak kondusif ( morat - marit ).

waktu demi waktu terus berjalan begitu juga roda pemerintahan dan kepemimpinanpun sudah berganti, Desa Ayah dipimpin oleh MARTADIKRAMA. Pada zaman ini adalah Abad XIV dimana rakyat semakin menderita dengan adanya penjajahan Belanda. Rakyat yang melawan atau menentang Kompeni dianggap musuh dan selanjutnya ditangkap atau bahkan malah dibunuh.

Memasuki Tahun 1945 Indonesia mendeklarasikan kemerdekaanya, akan tetapi pembangunan di desa - desa belum optimal. Pemerintahan sudah bukan kerajaan lagi. Istilah Kadipaten sudah diganti menjadi Desa. Dan Desa Ayah sudah dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Bp. MARTOWIRDJO SAKIDJO. Pada masa itu belum ada masa batasan Jabatan Kepala Desa seperti sekarang ini, Sehingga beliau menjabat kepala Desa selama 22 tahun yakni dari tahun 1945  S/d 1967. Kemudian diakhir masa jabatan Martowirdjo Sakidjo diadakan pemilihan kepala desa dan yang terpilih adalah anaknya yakni TURIPNO JUNADIE, Beliau menjabat Kepala Desa selama 21 tahun yakni dari tahun 1967 s/d 1988. Kemudian sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen ( Bagi Kepala Desa yang usianya sudah lanjut diberhentikan secara hormat dan diberikan penghargaan.

Setelah masa jabatan Bp. TURIPNO JUNAEDIE  yakni dari tahun 1988 S/d 1998 diadakanlah pemilihan Kepala Desa yang diikuti oleh 4 (empat ) calon  kandidat Kepala Desa dan terpilihlah Bp. SAPAR, pada masa kepemimpinan beliau masa jabatan kepala desa hanya dibatasi 10 tahun lamanya. Pada waktu itu kebanyakan desa  di Kecamatan Ayah masih tergolong desa tertinggal termasuk salah satunya adalah Desa Ayah.

Sesuai dengan Perda Kabupaten Kebumen yang membatasi masa jabatan seorang kepala desa hanya 10 (sepuluh) tahun maka pada tahun 1998 diadakanlah kembali pemilihan kepala desa ayah. Pemilihan kepala desa pada tahun ini di ikuti oleh 2 (dua) calon Kepala Desa yakni Ibu SUPARNI dan Bp. SUHADI. Dari kedua calon ini sama – sama mempunyai peluang untuk bisa menjadi kepala desa karena keduanya mempunyai masa pendukung yang sama-sama kuat. Akan tetapi pada ahirnya Ibu SUPARNI yang menjadi Kepala Desa terpilih . Masa jabatan pada era ini hanya 8  (delapan) tahun Yakni  dari tahun 1988 hingga 2007. Kemudian diadakan kembali Pemilihan kepala desa pada pertengahan tahun 2008 dan terpilihlah Bp. SUPARLAN. Akan tetapi kepemimpinan beliau hanya selama 2,5 tahun disebabkan karena adanya permasalahn pribadi sehingga Bp. SUPARLAN mengundurkan diri secara terhormat. Pada pertengahan tahun 2010 diadakan kembali pemilihan kepala desa, terpilihlah kembali Ibu SUPARNI yang menjabat Kepala Desa Ayah hingga saat ini.

Demikian legenda dan sejarah Desa Ayah yang sedikit banyak kami ketahui, Legenda dan sejarah ini kami kutip dari sumber – sumber yang mendekati kebenarannya dan juga mengetahui atau mengalami peristiwa dari masa ke masa kisah perjalanan Desa Ayah. Apa bila masih banyak kekurangan dan juga kesalahan kami mohon maaf yang setulus – tulusnya. Saran dan masukan dari pembaca yang sedikit mengetahui tentang legenda dan sejarah Desa Ayah tentunya sangat kami harapkan agar artikel ini semakin mendekati kebenarannya.
Terima kasih atas kunjungan anda semoga ada manfaatnya.


Penulis : S.A

  • Artikel selanjutnya yang sedang kami persiapkan adalah Sejarah Pembangunan Desa Ayah.

5 Komentar untuk "Legenda Dan Sejarah Desa Ayah"
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang. - Hapus

Saya pernah KKN di desa ayah ..kira kira 1993.
Sy lupa kepala desanya. Yg sy ingat anak kepala desa bernama mas gisto.

Oiya sy dikenal dengan nama mas yanto.
Mhsw KKN dari UGM. Periode mei juni juli (kalau tidak salah)

Nama kepala desa saat itu pak sapar sptnya. Orangnya kecil.
(mudah²an tidak salah)

Saya asli orang AYAH, tapi tidak tahu kenapa dinamakan AYAH. Nyari info terkait ini belum ketemu"

 
Copyright © 2014 Desa Ayah - All Rights Reserved
Template By Catatan Info